Minggu, 24 Januari 2010

SEJARAH SINGKAT KONFERENSI ASIA AFRIKA PDF Print E-mail


A.Latar Belakang

Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama di belahan bumi Asia Afrika, masih ada masalah dan muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.

Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara di Asia dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan "perang dingin".

Timbulnya pergolakan dunia disebabkan pula oleh masih adanya penjajahan di bumi kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945, pada umumnya benua Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam aneka bentuk. Tetapi sej ak tahun 1945, banyak daerah di Asia Afrika menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika. Beberapa negara Asia Afrika yeng telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat, India dan Pakistan tentang Kashmir, negara-negara Arab tentang Palestina. Sebagian bangsa Arab-Palestina terpaksa mengungsi, karena tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.

Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik devide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.

Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah¬masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keadaan itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.

B. Lahirnya Ide Konferensi

Keterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang disampaikan oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo, di depan parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953, menyatakan "Kerja sama dalam golongan negara-negara Asia Arab (Afrika) kami pandang penting benar, karena kami yakin, bahwa kerja sama erat antara negara-negara tersebut tentulah akan memperkuat usaha ke arah tercapainya perdamaian dunia yang kekal. Kerja sama antara negara-negara Asia Afrika tersebut adalah sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menyenangi kerja sama kedaerahan (regional arrangements). Lain dari itu negara¬negara itu pada umumnya memang mempunyai pendirian-pendirian yang sama dalam beberapa soal di lapangan internasional, jadi mempunyai dasar sama (commonground) untuk mengadakan golongan yang khusus. Dari sebab itu kerja sama tersebut akan kami lanjutkan dan pererat". Bunyi pernyataan tersebut mencerminkan ide dan kehendak Pemerintah Indonesia untuk mempererat kerja sama di antara negara¬negara Asia Afrika.

Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon (Srilanka) Sir John Kotelawala mengundang para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan infor¬mal di negaranya. Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara yang diundang. Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954. Konferensi ini membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama.

Yang menarik perhatian para peserta konferensi, diantaranya pertanyaan yang diajukan oleh Perdana Menteri Indonesia
"Where do we stand now, we the peoples ofAsia, in this world of ours to day?" ("Dimana sekarang kita berdiri, bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia?"),

kemudian pertanyaan itu dijawab sendiri dengan menyatakan
"We have now indeed arrived at the cross-roads of the history of mankind. It is therefore that we Prime Ministers of five Asian countries are meeting here to discuss those crucial problems of the peoples we represent. There are the very problems which urge Indonesia to propose that another conference be convened wider in scope, between the African andAsian nations. Iam convinced that the problems are not only convened to the Asian countries represented here but also are of equal importance to the African and other Asian countries".
("Kita sekarang berada dipersimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena itu kita lima Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu di sini untuk membicarakan masalah-masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita wakili. Ada beberapa hal yang mendorong Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas, antara negara-negara Afrika dan Asia. Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak hanya terjadi di negara-negara Asia yang terwakili di sini, tetapi juga sama pentingnya bagi negara-negara di Afrika dan Asia lainnya").

Pernyataan tersebut memberi arah kepada lahirnya Konferensi Asia Afrika.


Selanjutnya, soal perlunya Konferensi Asia Afrika diadakan, diajukan pula oleh Indonesia dalam sidang berikutnya. Usul itu akhirnya diterima oleh semua peserta konferensi, walaupun masih dalam suasana keraguan.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi urndangan Perdana Menterl Srilanka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia. Bahan-bahan tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr. Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan di Tugu (Bogor) pada tanggal 9 sampai dengan 22 Maret 1954.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki sampai dimana kemungkinannya mengadakan konferensi semacam itu.

C. Usaha-Usaha Persiapan Konferensi

Di atas telah diungkapkan bahwa Konferensi Kolombo menugaskan Indonesia agar menjejaki kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka menunaikan tugas itu Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18 negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhadap ide mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelaskan bahwa tujuan utama konferensi itu ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia Afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.

Pada tanggal 18 Agustus 1954, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui suratnya, mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia dewasa itu yang semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika. Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih disertai keraguan akan berhasil-tidaknya usul tersebut dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan Perdana Menteri Indonesia pada tanggal 25 September 1954, beliau yakin benar akan pentingnya diadakan konferensi semacam itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama pada akhir kunjungan Perdana Menteri Indonesia
"The prime Ministers discussed also the proposal to have a conference of representatives of Asian and African countries and were agreed that a conference of this kind was desirable and world be helpful in promoting the cause of peace and a common approach to these problems. It should be held at an early date".
("Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah konferensi yang mewakili negara-negara Asia dan Afrika serta menyetujui konferensi seperti ini sangat diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan bersama ke arah masalah (yang dihadapi). Hendaknya konferensi ini diadakan selekas mungkin").

Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28 September 1954.
Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah mempersiapkan pelaksanaan konferensi itu.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo (Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konferensi di Bogor pada tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara. Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika diadakan atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut menjadi negara sponsornya.Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia atas nama lima negara.

D. Tujuan Konferensi

Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik;
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan negara yang diwakili;
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme;
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat¬rakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di dunia.


E. Peserta dan Waktu Konferensi

Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara, yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1955.

Mengingat negara-negara yang akan di undang mempunyai politik luar negeri serta sistem politik dan sosial yang berbeda-beda, Konferensi Bogor menentukan bahwa menerima undangan untuk turut dalam Konferensi Asia Afrika tidak berarti bahwa negara peserta tersebut akan berubah atau dianggap berubah pendiriannya mengenai status dari negara-negara lain. Konferensi menjunjung tinggi pula azas bahwa bentuk pemerintahan atau cara hidup sesuatu negara sekali¬sekali tidak akan dapat dicampuri oleh negara lain. Maksud utama konferensi ialah supaya negara-negara peserta menjadi lebih saling mengetahui pendirian mereka masing-masing.

Struktur Organisasi Panitia Pelaksana
Dalam persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika, Indonesia membentuk sekretariat konferensi yang diwakili oleh negara-negara penyelenggara.

Guna mewujudkan keputusan-keputusan Konferensi Bogor, segera dibentuk Sekretariat Bersama (Joint Secretariat) oleh lima negara penyelenggara. Indonesia diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Roeslan Abdul Gani yang juga menjadi ketua badan itu, dan 4 (empat) negara lainnya diwakili oleh Kepala¬kepala Perwakilan mereka masing-masing di Jakarta, yaitu U Mya Sein dari Birma, M. Saravanamuttu dari Srilanka, B.F.H.B. Tyobji dari India, dan Choudhri Khaliquzzaman dari Pakistan. Di dalam Sekretariat Bersama itu terdapat 10 (sepuluh) orang staf yang melaksanakan pekerjaan sehari-hari, terdiri atas 2 (dua) orang dari Birma, seorang dari Srilanka, 2 (dua) orang dari India, 4 (empat) orang dari Indonesia, dan seorang dari Pakistan. Selain itu terdapat pula 4 (empat) komite terdiri atas Komite Politik, Komite Ekonomi, Komite Sosial, Komite Kebudayaan. Selain itu, ada pula panitia yang menangani bidang¬bidang : keuangan, perlengkapan, dan pers.

Pemerintah Indonesia sendiri pada tanggal 11 Januari 1955 membentuk Panitia Interdepartemental (Interdepartemental Committee) yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal SekretariatBersama dengan anggota-anggota dan penasehatnya berasal dari berbagai departemen guna membantu persiapan-persiapan konferensi itu. Di Bandung, tempat diadakannya konferensi, dibentuk Panitia Setempat (Local Committee) pada tanggal 3 Januari 1955 dengan ketuanya Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat. Panitia Setempat bertugas mempersiapkan dan melayani soal-soal yang bertalian dengan akomodasi, logistik, transport, kesehatan, komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan lain-lain.

DIAGRAM ORGANISASI KONPERENSI ASIA AFRIKA
Pemerintah I 25 Negara Peserta I
Republik Indonesia
I Sekretaris Bersama I
I Protokol I
Panitia
Interdepartmental Panitia Lokal di
di Jakarta Bandung

Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang konferensi. Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 (dua belas) hotel lainnya serta perumahan perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang. Keperluan transport dilayani oleh 143 mobil, 30 taksi, 20 bus, dengan jumlah 230 orang sopir dan 350 ton bensin tiap hari serta cadangan 175 ton bensin.

Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17 April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan konferensi.

Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada kepala pemerintahan 25 (dua puluh lima) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.


F. Pelaksanaan Konferensi

Pada hari Senin 18 April 1955, sejak fajar menyingsing telah tampak kesibukan di Kota Bandung untuk menyambut pembukaan Konferensi Asia Afrika. Sejak pukul 07.00 WIB kedua tepi sepanjang Jalan Asia Afrika dari mulai depan Hotel Preanger sampai dengan kantor pos, penuh sesak oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari berbagai negara. Sementara para petugas keamanan yang terdiri dari tentara dan polisi telah siap di tempat tugas mereka untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Sekitar pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara berjalan meninggalkan Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk menghadiri pembukaan Konferensi Asia Afrika. Banyak di antara mereka memakai pakaian nasional masing-masing yang beraneka corak dan wama. Mereka disambut hangat oleh rakyat yang berderet disepanjang Jalan Asia Afrika dengan tepuk tangan dan sorak sorai riang gembira. Perjalanan para delegasi dari Hotel Homann dan Hotel Preanger ini kemudian dikenal dengan nama Langkah Bersejarah (The Bandung Walks). Kira-kira pukul 09.00 WIB, semua delegasi masuk ke dalam Gedung Merdeka.

Tak lama kemudian rombongan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, tiba di depan Gedung Merdeka dan disambut oleh rakyat dengan sorak-sorai dan pekik "merdeka". Di depan pintu gerbang Gedung Merdeka kedua pucuk pimpinan pemerintah Indonesia itu disambut oleh lima Perdana Menteri negara sponsor. Setelah diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia : "Indonesia Raya", maka Presiden RI Ir. Soekarno mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul "LET A NEW ASIA AND NEW AFRICA BE BORN" (Lahirlah Asia Baru dan Afrika Baru) pada pukul 10.20 WIB.

Dalam kesempatan tersebut Presiden RI Ir. Soekarno menyatakan bahwa kita, peserta konferensi, berasal dari kebangsaan yang berlainan, begitu pula latar belakang sosial dan budaya, agama, sistem politik, bahkan warna kulit pun berbeda-beda. Meskipun demikian, kita dapat bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit yang sama akibat kolonialisme, oleh ketetapan hati yang sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia. Pada bagian akhir pidatonya beliau mengatakan
"I hope that it will give evidence of the fact that we, Asian and African leaders, understand that Asia and Africa can prosper only when they are united, and that even the safety of the world at large can not be safeguarded without a united Asia-Africa. I hope that it conference will give guidance to mankind, will point out to mankind the way which it must take to attain safety and peace. I hope that it will give evidence that Asia and Africa have been reborn, that a New Asia and New Africa have been born !"
("Saya berharap konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin pemimpin Asia dan Afrika, mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia-Afrika tidak akan terjamin. Saya harap konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai keselamatan dan perdamaian. Saya berharap, bahwa akan menjadi kenyataan, bahwa Asia dan Afrika telah lahir kembali. Ya, lebih dari itu, bahwa Asia Baru dan Afrika Baru telah lahir!")

Pidato Presiden RI Ir. Soekarno berhasil menarik perhatian, mempesona, dan mempengaruhi hadirin, terbukti dengan adanya usul Perdana Menteri India yang didukung oleh semua peserta konferensi untuk mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepada Presiden atas pidato pembukaannya.

Pada pukul 10.45 WIB., Presiden RI Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya, dan selanjutnya bersama rombongan meninggalkan ruangan. Perdana Menteri Indonesia, sebagai pimpinan sidang sementara, membuka sidang kembali. Atas usul Ketua Delegasi Mesir (Perdana Menteri Gamal Abdel Nasser) yang kemudian disetujui oleh pimpinan delegasi-delegasi : Republik Rakyat Cina, Yordania, dan Filipina, serta karena tidak ada calon lain yang diusulkan, maka secara aklamasi Perdana Menteri Indonesia terpilih sebagai ketua konferensi. Selain itu, Ketua Sekretariat Bersama Konferensi, Roeslan Abdulgani dipilih sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi.

Kelancaran pemilihan pimpinan konferensi dan acara-acara sidang selanjutnya dimungkinkan oleh adanya pertemuan informal terlebih dahulu di antara para pimpinan delegasi negara sponsor dan negara peserta sebelum konferensi dimulai (16 dan 17 April 1955). Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan yang bertalian dengan prosedur acara, pimpinan konferensi, dan lain-lain yang dipandang perlu. Beberapa kesepakatan itu antara lain bahwa prosedur dan acara konferensi ditempuh dengan sesederhana mungkin.

Dalam memutuskan sesuatu akan ditempuh sistem musyawarah dan mufakat (sistem konsensus) dan untuk menghemat waktu tidak diadakan pidato sambutan delegasi. Perdana Menteri Indonesia akan dipilih sebagai ketua konferensi. Sidang konferensi terdiri atas sidang terbuka untuk umum dan sidang tertutup hanya bagi peserta konferensi. Dibentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Semua kesepakatan tersebut selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pimpinan konferensi adalah sebagai berikut :
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Politik Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roosseno,
Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin,
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia

Dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga sebelumnya. Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite Politik. Perbedaan-perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara negara-negara Asia Afrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang agak panas.
Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi dan kekeluargaan di antara peserta konferensi, maka jalan buntu selalu dapat dihindari dan pertemuan yang berlarut¬larut dapat diakhiri.

Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu, maka pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 24 April 1955 Sidang Umum terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka. Dalam Sidang Umum itu dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Konferensi rumusan pemyataan dari tiap-tiap panitia sebagai hasil konferensi. Sidang Umum menyetujui seluruh pemyataan tersebut. Kemudian sidang dilanjutkan dengan pidato sambutan para ketua delegasi. Setelah itu, Ketua Konferensi menyampaikan pidato penutupan dan menyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika ditutup.

Dalam komunike terakhir itu diantaranya dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika telah meninjau soal-soal mengenai kepentingan bersama negara-negara Asia dan Afrika dan telah merundingkan cara-cara bagaimana rakyat negara-negara ini dapat bekerja sama dengan lebih erat di bidang ekonomi, kebudayaan, dan politik. Yang paling mashur dari hasil konferensi ini ialah apa yang kemudian dinamakan Dasa Sila Bandung, yaitu suatu pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesepuluh prinsip itu ialah :
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta azas-azas yang termuat dalam piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa-bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan
semua bangsa-bangsa besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal¬
soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertaha¬
nan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu dari negara-negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik sesuatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasio-nal.


3.8 Penutup
Dalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika menganjurkan supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk diadakan pertemuan berikutnya dari konferensi ini, dengan meminta pendapat negara-negara peserta lainnya. Tetapi usaha untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika kedua selalu mengalami hambatan yang sulit diatasi. Tatkala usaha itu hampir terwujud (1964), tiba-tiba di negara tuan rumah (Aljazair) terjadi pergantian pemerintahan, sehingga konferensi itu tidak jadi.
Konferensi Asia Afrika di Bandung, telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regional. Konferensi serupa bagi kalangan tertentu di Asia dan Afrika beberapa kali diadakan pula, seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi Islam Asia Afrika, Konferensi Pengarang Asia Afrika, dan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka di benua Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa cita-cita dan semangat Dasa Sila Bandung semakin merasuk ke dalam tubuh bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional. Bandung telah melahirkan faham Dunia Ketiga atau "Non-Aligned' terhadap Dunia Pertamanya Washington dan Dunia Keduanya Moscow. Jiwa Bandung telah mengubah juga struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Forum PBB bukan lagi forum eksklusif Barat atau Timur.

Sebagai penutup uraian singkat ini, dikutip bagian terakhir pidato penutupan Ketua Konferensi Asia Afrika sebagai berikut
"May we continue on the way we have taken together and may the Bandung Conference stay as a beacon guiding the future progress of Asia and Africa".
("Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita di atas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan semoga Konferensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan di masa depan dari Asia dan Afrika").

Senin, 02 Maret 2009

TANAMAN OBAT

A.Tanaman Jenis Monokotil


CUCURBITA PEPO
(Labu Kuning)
Cucurbita pepo termasuk dalam suku timun-timunan (Cucurbitae). Timun-timunan termasuk dalam kelas Angiospermae, merupakan salah satu suku dalam dunia tumbuhan yang beranggotakan sekitar 100 marga dengan lebih dari 800 jenis tersebar di daerah panas di selueuh dunia. Sebagian besar suku ini berupa herba semusim atau juga herba berumur lebih panjang. Warga tumbuhan suku timun-timunan mempunyai 2 kegunaan, di samping merupakan sebagai sumber bahan makanan yang beraneka ragam, warga suku tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah. Labu seberang, labu peras, labu siam, semangka, ketimun, gambas, blewah adalah buah tumbuhan warga suku timun-timunan.
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Cucurbita pepo merupakan nama latin bagi labu kuning. Tanaman ini memiliki bentuk beraneka ragam dan biasanya dimasak sebagai sayur.
Tumbuhan ini merupakan terna semusim yang lunak serta berbulu. Tumbuh menjalar atau merambat dengan kait pada batangnya dan jarang berkayu. Kait pada ujung batangnya dan berbentuk melingkar seperti spiral. Batangnya berwarna hijau muda dan berbulu halus, dan berakar lekat. Panjang batangnya mencapai lebih dari 5 meter.
Daun tanaman labu kuning merupakan daun tunggal, memiliki pertulangan daun majemuk menjari. Daunnya menyebar di sepanjang batang. Daun berbentuk menyerupai jantung dan bertangkai.
Bentuk buah Cucurbita pepo cukup bervariasi, contohnya Cucurbita pepo yang terdapat di Jepang berbentuk mirip labu air atau labu botol, memiliki 2 bulatan di bagian bawah dan atas. Yang membedakan adalah pada labu botol bulatan di atas berbentuk hampir bulat penuh, sedangkan pada labu kuning bulatan bagian atas berbentuk lebih lonjong. Bulatan di bagian atas kecil, sedangkan di bagian bawah lebih besar. Buah yang masih muda biasa dipakai sebagai sayur, sedangkan buah yang tua berkulit keras menjangat. Oleh ahli botani, buah tersebut digolongkan sebagai buah buni yang keras. Buah yang masih muda berwarna hijau dan memiliki bulu-bulu yang halus, yang tua berwarna kuning kecoklatan.
Bentuk lain buah Cucurbita pepo menyerupai buah avokad, hanya lebih besar. Ada yang berkulit halus, berlekuk-lekuk seperti pare, atau bergaris-garis ke bawah seperti semangka. Di Caifornia, Amerika, Cucurbita pepo melopepo berbentuk seperti pisang yang panjang. Daging buahnya mengandung banyak air seperti buah melon, kulit buahnya berbulu halus. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning.
Cucurbita pepo umumnya memiliki banyak biji yang berbentuk pipih, bundar telur, sampai bundar memanjang. Bagian ujung membulat, sedangkan bagian pangkal meruncing. Permukaan biji buram, licin. Umumnya, pada sebelah permukan terdapat rusuk yang menebal lebih kurang 1mm pada tepi biji yang melintasi bagian sempit dari biji. Panjang biji 12mm sampai 25mm, lebar 7mm sampai 15mm, tebal di bagian tengah tidak kurang dari 2mm. pada irisan melintang tampak biji kulit sangat tipis pada permukaan datar dari biji dan jelas menebal pada bagian tepi biji. Kulit biji rapuh dan mudah dikelupas, bagian dalam berwarna kehijauan, berlekatan dengan inti biji; embrio kecil, terdapat di antara 2 irisan keping biji sempurna, pipih, cembung, kenyal warna putih dan banyak berisi minyak. Inti biji tanpa endosperma. Cucurbita pepo termasuk tanaman monokotil dan berakar serabut.
Pada tanaman Cucurbita pepo, bunga jantan dan bunga betinanya terpisah dalam satu individu. Bunganya kecil berwarna kuning, bunga jantan muncul lebih dulu daripada bunga betina. Bunga tanaman ini memiliki 5 kelopak, pada bagian pangkalnya terdapat gelembung yang merupakan bakal biji.



B.Tanaman Jenis Dikotil


Kentang
Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim, teramasuk famiki Solanaceae, memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Tanaman kentang berbentuk semak atau herba. Batangnya berada diatas permukaan tanah, ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Warna batang ini dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok bagian bawah batangnya bisa berkayu sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh (Portal Iptek 2005f). umbi kentang saat ini telah menjadi salah satu makanan penting di Eropa, walaupun pada awalnya berasal dari Amerika Selatan (Wikipedia 2007b)
Klasifikasi Kentang
Kingdom : Palanteae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicontyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Berdasarkan klsifikasi diatas, dikenal pula spesies-spesies kentang lainnya yang merupakan spesies liar, diantaranya Solanum andigenum L., Solanum anglegenum L., Solanum demissum L.). secara garis besarnya kentang dapat dibedakan menjadi 3 golongan sbb:
1. kentang yang berumbi kuning (kulit dan dagingnya), disebut dengan kentang kuning (misalnya Eigenheimer, Patrones, Rapan 106 dan Thung 151 C.)
2. kentang yang bermbi putih (kulit dan dagingnya), disebut dengan kentang putih (misalnya Donatam Radosa dan Sebago)
3. kentang yang berumbi merah (kulitnya) dan berdaging kuning yang biasa disebut kentang merah (misalnya Desiree, Arka, dan Red Pontiac)
dari ketiga golongan kentang diatas, yang paling digemari adalah kentang kuning (Granola). Hal ini dikarenakan rasanya enak, gurih, dan gempi. Adapun kentang putih dan kentang merah umumnya tidak begitu disenangi karena rasanya yang agak lembek dan sedikit berair. Selain kentang Granola, varietas kentang lainnya yang banyak di tanam di Indonesia adalah kentang Atlantis, Cipanas, dan Segunung (Sahat, 1992).

Pemeliharaan
a. Penyulaman, dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi.
b. Penyiangan, dilakukan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaiitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
c. Pemangkasan bunga, pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya bungas dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsure hara untuk pembentukan umbi dan pembuangan.
d. Pengairan, dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sabagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali seraca rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai sreal lembab ( sekitar 15-20 menit).
Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama utama yang sering menyerang tanaman kentang diantaranya Ulat grayak (Spodoptera litura), Kutu daun (Aphis Sp), Orong-orong (Gryllotalpa Sp), Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael), dan Hama trip (Thrips tabaci).

b. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman kentang adalah busuk daun (Phytopthora infestans), layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), busuk umbi (Colleotrichum coccodes), penyakit fusarium (Fusarium sp), bercak kering (Alternaria solani), dan penyakit yang di sebabkan oleh virus.

B. Dikotil


Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional. Sebenarnya, tanaman yang berguna sebagai obat dapat juga ditemui sehari-hari.

Tanaman seperti kunyit, jahe, jeruk pecel dapat ditanam di pekarangan rumah dan berguna sebagai pengusir berbagai penyakit ringan sehari-hari seperti batuk, masuk angin dan panas dalam. Tak hanya itu, beberapa tanaman yang ada Indonesia terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit yang lebih berat. Beberapa bahkan dipercaya dapat mengatasi penyakit mematikan seperti AIDS, kanker dan sebagainya. Tanaman obat juga dapat dijadikan alternatif berobat yang lebih aman dan alami. Selain itu, tanaman obat juga baik untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dan tubuh.

Tanaman obat dapat dikonsumsi dengan cara diolah terlebih dahulu. Beberapa tanaman obat dapat digunakan sehari-hari dan diolah dengan cara sederhana seperti direbus dan dicampur dengan air atau bahan-bahan lainnya, sedangkan tanaman yang lain diolah secara modern oleh pabrik atau industri rumah tangga dengan cara dikeringkan dan dikemas dalam kemasan yang praktis untuk dikonsumsi.

Walaupun telah banyak tanaman obat yang diproduksi secara moderen, masyarakat yang mengkonsumsi harus tetap cermat dalam memilih produk tanaman obat. Cek kadaluarsa dan produk apakah masih dalam keadaan baik atau telah rusak. Perhatikan pula kode produksi apakah telah terdaftar di Badan POM. Alangkah lebih baik jika memilih produk yang kemasannya lebih baik dan tersegel dengan baik. Memang biasanya agak lebih mahal akan tetapi lebih baik karena aman untuk kesehatan anda.

Berikut adalah tanaman obat yang banyak dikenal oleh masyarakat dan yang sering diolah menjadi produk yang baik untuk kesehatan tubuh atau mengobati penyakit :

  • Kina : Kina adalah satu-satunya bahan yang ampuh untuk mengobati malaria. Pohon kina merupakan pohon perdu yang berkayu dan warnanya selalu hijau dengan kulit kayu yang tebal. Kina berkembang biak dengan cara berbunga dengan bakal buah di dalam bunga. Obat kina diproduksi dari kulit pohonnya.
  • Jahe : Jahe adalah tanaman berakar rimpang dan bahan berkasiat pada tanaman ini terletak pada akarnya. Jahe popular sebagai minuman yang dapat menghangatkan tubuh. Meminum sari jahe dipercaya juga dapat mengembalikan kesegaran tubuh. Cara membuat minuman jahe cukup mudah, hanya digepengkan dan kemudian diseduh dengan air hangat kemudian dapat ditambahkan gula atau bahan lainnya seperti kopi dan the.
  • Lidah buaya : selain berfungsi sebagai tanaman hias, lidah buaya juga memiliki berbagai manfaat yang berguna baik untuk kesehatan ataupun kecantikan. Sejak berabad lamanya lidah buaya atau lebih dikenal dengan aloevera ini digunakan sebagai bahan untuk merawat kecantikan para putri raja. Sebagai obat, aloevera bermanfaat untuk memperlambat tumbuhnya virus HIV, memperbaiki sistim pencernaan, membunuh kuman dan menghilangkan rasa sakit. Sebagai bahan kecantikan aloevera bermanfaat untuk melindungi kulit dari kekeringan dan dehidrasi, merangsang tumbuhnya sel sel kulit yang baru, serta dapat menyuburkan rambut. Tak hanya itu lidah buaya ini juga dapat dikonsumsi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran minuman yang menyegarkan.
  • Temulawak : merupakan tanaman obat yang sangat popular di kalangan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa. Temulawak merupakan tumbuhan asli Indonesia dan memiliki khasiat yang lengkap. Temulawak atau juga disebut Curcuma biasanya diberikan kepada anak anak untuk menambah nafsu makan mereka. Temulawak juga dapat menghilangkan flek-flek hitam pada wajah dan kandungan minyak atsirinya dapat membersihkan isi perut serta memperlancar ASI pada wanita yang menyusui. Penelitian lebih lanjut mengemukakan bahwa temulawak sangat ampuh untuk mengobati penyakit hati atau penyakit liver dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah karena dalam temulawak terdapat kandungan kurkumin yang dapat menyehatkan hati. Sama seperti jahe dan kencur, cara mengkonsumsi temulawak adalah dengan diparut dan diambil sari airnya.
  • Kayu putih : kayu putih sangat dikenal di Indonesia yang berfungsi untuk menghangatkan badan. Kayu putih juga termasuk tanaman industri dan pemrosesannya adalah dengan menyuling minyak yang dihasilkan dari daunnya.
  • Kencur : merupakan bumbu masak yang popular di kalangan masyarakat Indonesia. Kencur dipakai hamper di seluruh masakan Indonesia. Sebagai tanaman obat, kencur sangat bermanfaat untuk mengobati batuk, menghilangkan nafas tidak sedap, menghilangkan kembung dan mual masuk angin serta manfaat-manfaat lainnya. Selain diseduh sarinya setelah diperas, kunir juga dapat dimakan mentah-mentah
  • Kunir : kunir merupakan satu kelompok tanaman yang sama dengan jahe dan kencur, yaitu tanaman berakar rimpang. Kunir mudah dikenali karena warnanya yang kuning. Selain menjadi bumbu masak utama untuk berbagai makanan Indonesia, kunir juga bermanfaat untuk mencegah sariawan, panas dalam, serta baik untuk wanita hamil dan menyusui. Cara sederhana untuk mengkonsumsi kunir adalah dengan memarut kunir dan memeras sari parutannya lalu merebusnya dengan air panas.
  • Mahkota Dewa : merupakan tanaman yang sangat terkenal yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tanaman mahkota dewa ini sebenarnya berasal dari Papua dan memiliki berbagai zat aktif yang seperti alkaloid, saponin, flavonoid dan polivenol. Beberapa manfaat tanaman ini untuk kesehatan adalah sebagai zat ampuh untuk detoksifikasi menghilangkan racun racun dalam tubuh, sumber anti bakteri dan virus, dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah, melancarkan peredaran darah ke seluruh tbuh, mengurangi kandungan kolesterol dan resiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinlamasi, sebagai anti oksidan dan dapat membantu mengurangi sakit pada saat pendarahan. Tumbuhan ini tidak besar namun dapat tumbuh hingga 3 meter. Buahnya berwarna merah dan tumbuh dari batang hingga ke ranting.
  • Mengkudu : mengkudu adalah tanaman tradisional yang banyak tumbuh dimana mana dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini termasuk dalam jenis kopi-kopian dengan tumbuhan yang tidak terlalu tinggi. Buahnya hijau dengan bentuk yang lonjong dan bertotol totol dnegan biji yang banyak dan kecil dalam daging buahnya. Mengkudu banyak berkembang biak secara liar namun banyak juga yang memelihara tanaman ini di halaman rumah. Mengkudu juga dikenal dengan nama pace yang bermanfaat sebagai salah satu obat untuk mengurangi hipertensi, sakit kuning, demam, flu, batuk, dan sakit perut. Tanaman ini juga bermanfaat untuk kecantikan yaitu menghilangkan sisik pada kaki. Pada dasarnya buah mengkudu yang masak berbau tidak sedap, namun justru buah itulah yang mengandung banyak zat penting seperti morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol yang sangat bermanfaat untuk kesehatan
  • Buah merah : Buah merah merupakan tanaman obat yang popular setelah mahkota dewa. Sama dengan tanaman mahkota dewa, buah merah juga berasal dari Papua. Buah merah sangat terkenal karena dipercaya dapat mengurangi virus HIV dalam darah. Tanaman ini tumbuh menyerupai pandan dengan tinggi tanaman hingga 16 m yang dikokohkan dengan akar tunjang. Seperti namanya buah merah berwarna merah marun saat matang namun ada juga buah yang berwarna coklat atau coklat kekuningan. Buah ini dapat juga bermanfaat untuk mencegah penyakit mata, cacingan, kulit dan meningkatkan stamina tubuh. Selain itu buah merah dipercaya dapat mengobati penyakit kanker. Buah merah banyak mengandung antioksidan seperti karoten, beta haroten dan tokoferol serta asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga dapat menangkal pembentukan radikal bebas dalam tubuh.

Jumat, 06 Februari 2009

manfaat nanas & sejarahnya

NANAS
( Ananas comosus )
1. SEJARAH SINGKAT
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas
comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam
bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.
Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana
sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke
Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599).
Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas
dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini
dipelihara di daerah tropik dan sub tropik.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi tanaman nanas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 2/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr
Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A.
erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis
golongan nanas, yaitu : Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen
(daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun
panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan
Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas
cultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan
Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico,
Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini
ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor,
Subang dan Palembang.
3. MANFAAT TANAMAN
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah buahnya.
Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan
dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa buah nanas manis
sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah
nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung enzim
bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau
peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula
dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana.
Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit
sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah.
Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari buah
nanas. Kulit buah nanas dapat diolah menjadi sirop atau diekstrasi cairannya untuk
pakan ternak.
4. SENTRA PENANAMAN
Penanaman nanas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii, Afrika Selatan,
Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerte Rico. Di Asia tanaman nanas ditanam di
negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia terdapat di daerah
Sumatera utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Pada masa
mendatang amat memungkinkan propinsi lain memprioritaskan pengembangan
nanas dalam skala yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 3/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Luas panen nanas di Indonesia + 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran panen
buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman
nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang
dibudidayakan di Indonesia.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering, baik
tipe iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A terdapat di daerah yang amat
basah, B (daerah basah), C (daerah agak basah), D (daerah sedang), E (daerah
agak kering) dan F (daerah kering).
2) Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta memiliki
kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman
nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya suhu.
3) Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33-
71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata 2000
jam.
4) Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 derajat C, tetapi
juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 derajat C.
5.2. Media Tanam
1) Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok
untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis tanah yang
mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik serta
kandungan kapur rendah.
2) Derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak
mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan
klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah) mengakibatkan
penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum
dengan cepat.
3) Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan
unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Akan tetapi kandungan air dalam
tanah jangan terlalu banyak, tidak becek (menggenang). Hal yang harus
diperhatian adalah aerasi dan drainasenya harus baik, sebab tanaman yang
terendam akan sangat mudah terserang busuk akat.
4) Kelerengan tanah tidak banyak berpengaruh dalam penanaman nanas, namun
nanas sangat suka jika ditanam di tempat yang agak miring, sehingga begitu ada
air yang melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi kering.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
5.3. Ketinggian Tempat
Nanas cocok ditanam di ketinggian 800-1200 m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman
nanas antara 100-700 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat
dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan
adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara
generatif dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan).
Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal,
sehat serta bebas dari hama dan penyakit.
1) Persyaratan Benih
Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh
berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak,
pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama untuk
bibit stek batang. Tunas batang dan stek batang.
2) Penyiapan Benih
Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik
khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan
tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar)
mempunyai ciri khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di
dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih
langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas
batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per
rumpun relatif sedikit. Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada
tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah tunas buah
per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran tunas yang
bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan
mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang
non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan perlakuan
khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan mudah dalam
pengangkutan.
Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas
batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang: memilih tunas
batang pada pohon induk yang sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang
yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu
biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat
penanaman langsung segera ditanam.
Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakuakan adalah
memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm,
kemudian potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas.
Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan
tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila bibit akan
diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.
Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman.
Kepadatan tanaman yang ideal berkisar antara 44.000-77.000 bibit tanaman per
Ha, tergantung jarak tanam, jenis nanas, kesuburan tanah, sistem tanam dan jenis
bibit. Penanaman dengan sistem persegi (jarak tanam 150 x 150 cm)
membutuhkan sekitar 3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami 80%. Atau
12.698 - 15.875 bibit pada sistem tanam kereta api dengan jarak tanam 60 x 60
cm dan jarak antar barisan sebelah kanan/kiri dari kereta api adalah 150 cm.
3) Teknik Penyemaian
Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam
menyiapkan media semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya
Rootone) pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5 cm dan
jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan
sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastik
tembus cahaya (bening).
Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru
yang medianya disuburkan dengan pupuk kandang disiapkan. Campuran media
berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan
pupuk kandang halus (1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit
nanas dari persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit.
4) Pemeliharan Pembibitan
Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala
dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya bibit tidak
mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan
perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian
pestisida dapat dilakukan jika diperlukan.
5) Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau
berumur 3-5 bulan.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu
persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim
kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan
tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman tanah perlu
diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar
5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari jenis nanas,
tingkat kesuburan tanah dan ekologi pertumbuhannya.
2) Pembukaan Lahan
Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan: membuang dan membersihkan
pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat penampungan
limbah pertanian. Mengolah tanah dengan dicangkul/dibajak dengan traktor
sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa berakibat fatal pada produksi
tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benarbenar
matang dan siap ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem
petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekililingnya dibuat
saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan
cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-
150 cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau
bedengan adalah antara 30-40 cm.
4) Pengapuran
Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau bahan
kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan lapisan
tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5). Dosis
kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2-4 ton/ha.
Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera dilakukan pengairan tanah agar
kapur cepat melarut.
5) Pemupukan
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20
ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas
atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor
diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium
diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea
penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman
dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman
nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu: sistem baris tunggal atau persegi
dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan; 90 x 30 cm
jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. Sistem baris
rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri
dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak
antar barisan tanaman sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90
cm. Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk
segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan
tanaman: 90 cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah
kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem baris rangkap empat dengan
jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4 barisan
tanaman 90 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem
tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam
digunakan pacul, tugal atau alat lain.
3) Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang
dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam
yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada
lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah
ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh
dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan
penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan
terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah
busuk.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak
berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan, sebab ceding-ceding
bibit nanas tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit.
2) Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan
gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar
matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit. Waktu
penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun untuk
menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pemupukan.
Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan
tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan
pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.
3) Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan
yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah
dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi
dan parit menjadi lebih dalam, sehingga drainase menjadi normal kembali.
Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di
permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman nanas berdiri kuat.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan.
Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman
berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah:
a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)
1. Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+mikro
2. Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet
3. Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman
b) Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl
1. Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar.
Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama.
2. Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan ZA 125
kg atau urea 62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6 bulan
dipupuk kandang 10 ton/ha.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm
diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain:
disemprotkan pada daun terutama pupuk Nitrogen dengan dosis 40 gram Urea
per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
5) Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan /penyiraman dilakukan
1-2 kali dalam seminggu atau tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas
dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan
secara optimal. Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu kering
dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu
pengairan yang paling baik adalah sore dan pagi hari dengan menggunakan
mesin penyemprot atau embrat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Penggerak buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri: kupu-kupu berwarna coklat dan kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada
permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada bagian
tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu halus
pendek. Gejala: menyerang buah dengan cara menggerek/melubangi daging
buah; buah nanas yang diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah,
kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendalian: (1) non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun serta
membuang bagian tanaman yang terserang hama; (2) kimiawi dengan
menyemprot insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Basudin 60 EC atau
Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2) Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Ciri: berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam; larva berwarna putih
kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6. Gejala: menyerang
tanaman nanas yang gluka sehingga bergetah dan busuk oleh mikroorganisme
lain (cendawan dan bakteri). Pengendalian: dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun dan pemberian insektisida.
3) Lalat buah (Atherigona sp.)
Ciri: Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah,
kemudian menjadi larva berwarna putih. Gejala: merusak/ memakan daging buah
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
hingga menyebabkan busuk lunak. Pengendalian: (1) non kimiawi dengan
menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang lalat buah; (2)
kimiawi dengan cara disemprot insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti
Thiodan 35 EC atau Basudin EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
4) Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Ciri: Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang sekitar 1,5 mm, berwarna
coklat, dan bermata besar. Gejala: menyerang tanaman dengan cara menghisap
cairan sel daun sehingga menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat
serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan kebun dan mengurangi ragam tanaman inang; (2) secara kimiawi
dilakukan dengan penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25 SP
pada konsentrasi yang dianjurkan.
5) Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Ciri: Serangga berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna
putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun, sehingga
menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman terhambat.
Pengendalian: dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron
500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
6) Ulat buah (Tmolus echinon L)
Ciri: Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat
tertutup rambut halus dan kepalanya kecil. Gejala: menyerang buah nanas
dengan cara menggerek dan membuat lubang yang menyebabkan buah
berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong bagian tanaman yang
terserang berat. Pengendalian dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh ulat
secara mekanis, serta disemprot insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC
pada konsentrasi yang dianjurkan
7) Hama lain: rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung jeruk juga kadangkadang
menyerang tanaman nanas.
7.2. Penyakit
1) Busuk hati dan busuk akar
Penyebab: cendawan Phytophthora parasitica Waterh dan P. cinnamomi Rands.
Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot.
Penyebaran penyakit dibantu bermacam-macam tanaman inang, air yang
mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung bahan
organik dan kelembaban tanah tinggi antara 25-35 derajat C. Gejala: pada daun
terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning dan ujungnya
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut bagian pangkalnya membusuk dengan
bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya tanaman mati; pembusukan pada sistem
perakaran. Pengendalian: (1) non kimiawi dilakukan dengan cara perbaikan
drainase tanah, mengurangi kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut
tanaman yang sakit; (2) kimiawi dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida
sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate.
2) Busuk pangkal
Penyebab: cendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn) Hohn atau Ceratocystis
paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base rot. Penyebaran
penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis pada tanaman,
angin, hujan dan tanah. Gejala: pada bagian pangkal batang, daun, buah dan bibit
menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau
bercak-bercak putih kekuning-kuningan. Pengendalian: (1) non kimiawi dengan
melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanamn agar luka cepat
sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, dan menghindari luka-luka mekanis;
(2) kimiawi dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
3) Penyakit Lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah disebabkan oleh cendawan
Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu dan
bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti jenisnya.
Pengendalian: harus dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit yang
sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan/pencabutan
dan pemusnahan tanaman yang sakit.
7.3. Gulma
Penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh banyak dan dominannya gulma
karena pemberian mulsa yang kurang baik sehingga pertumbuhan rumput subur.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari
jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada
umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang
berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar
setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai ubah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
8.2. Cara Panen
Tata cara panen buah nanas: memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda
siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar/miring dengan pisau
tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.
8.3. Periode Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan
ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu
diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan
adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru.
Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan seperti cara bercocok tanam pada
lahan yang baru.
8.4. Prakiraan Produksi
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan intensif dapat
mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20 ton/hektar, tergantung jenis
nanas dan sistem tanam.
9. PASCAPANEN
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.
Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai.
9.1. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau
gudang sortasi.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar, busuk, atau
mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal. Klasifikasi buah
berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis maupun tingkat
kematangannya.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 13/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga naik
maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti kemas
dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 5 derajat C.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari lemari
pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya agar seragam.
Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus lalu dikemas dalam
keranjang bambu atau peti kayu atau dos karton bergelombang. Ukuran wadah
pengemasan 60 x 30 x 30 cm yang diberi lubang ventilasi. Proses pengangkutan
dimulai dengan memasukkan peti kemas secara teratur pada alat pengangkutan,
buah nanas diangkut dan dipasarkan ke tempat pemasaran.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya nanas dengan luas lahan 1 hektar di daerah Jawa Barat
pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
1. Nilai sewa tanah per tahun Rp. 2.500.000,-
2. Sprayer dan alat pertanian Rp. 600.000,-
3. Bibit 45.000 batang @ Rp. 150,- Rp. 6.750.000,-
4. Pupuk
- Pupuk kandang 20 ton @ RP. 150.000,- Rp. 3.000.000,-
- ZA 300 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 375.000,-
- TSP (SP-36) 200 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 360.000,-
- KCl 150 Kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-
5. Pestisida Rp. 400.000,-
6. Pengolahan tanah borongan Rp. 1.500.000,-
7. Pemupukan & penanaman 10 HKP @ Rp.7.000,- +100 HKW Rp. 570.000,-
8. Pemeliharaan tanaman 200 HKW @ RP. 5.000,- +20 HKP Rp. 1.140.000,-
9. Panen dan pascapanen 100 HKW +10 HKP Rp. 570.000,-
10.Biaya lain-lain (tidak terduga 10%) Rp. 1.801.250,-
Jumlah biaya produksi Rp. 19.813.750,-
2) Hasil penjualan dan laba (keuntungan)
1. Produksi tahun ke-1: 75% x 45.000 x Rp 750,- /buah Rp. 25.312.500,-
2. Biaya produksi tahun ke-1 Rp. 19.813.750,-
3. Keuntungan tahun ke-1 Rp. 5.498.750,-
4. Produksi tahun ke-2: 80% x 45.000 x Rp. 750,-/buah Rp. 27.000.000,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 14/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
5. Biaya produksi tanpa dihitung bibit & alat pertanian tahun ke-2 Rp. 12.463.750,-
6. Keuntungan ke-2 Rp. 7.350.000,-
3) Parameter kelayakan usaha
1. B/C ratio = 1,28
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek komoditas buah nanas sangat besar, terutama bila nanas diolah menjadi
makanan kaleng seperti selai nanas, sirup buah nanas dan sirup kulit buah nanas.
Pabrik pengalengan buah nanas sudah banyak di bangun, diantarnya dilakukan oleh
PT Great Giant Pineapple di Lampung. Negara tujuan ekspor adalah Perancis,
Jerman, dan Amerika Serikat. Walaupun daerah penghasil nanas sudah menyebar
merata, Indonesia hingga saat ini hanya mampu mengekspor sebagian kecil saja
dari kebutuhan dunia, 5%. Padahal menurut proyeksi, kebutuhan nanas dunia tahun
1996 akan naik sebesar 5% kebutuhan dunia saat ini. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan ini diperlukan pasokan nanas yang sangat besar. Tentu saja hal ini akan
menjadi prospek yang baik bagi Indonesia.
Hal yang perlu untuk dicermati adalah ekspor buah nanas Indonesia meningkat
dalam 10 tahun terakhir. Ekspor Indonesia tahun 1987 sebesar 26.952 ton
meningkat menjadi 83.997 ton pada tahun 1996. Dari segi nilai, Ekspor Indonesia
pada tahun 1987 sebesar US$ 60.766 ribu pada tahun 1996. Sedangkan untuk impor
nanas Indonesia mengalami peningkatan namun dalam jumlah kecil. Impor nanas
meningkat dari 0,16 ton pada tahun 1987, meningkat menjadi 10,36 ton pada tahun
1995.
Dalam era globalisasi ini, peluang pasar dunia semakin terbuka lebar untuk semua
komoditas. Demikian juga komoditi nanas cukup besar peluang untuk memasuki
pasar dunia baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk buah kaleng. Negaranegara
di Asia Tenggara merupakan eksportir utama buah nanas dunia. Thailand
merupakan negara eksportir terbesar pada tahun 1995, yaitu sekitar 39% dari ekspor
nanas dunia.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh dan cara
pengemasan nanas.
11.2.Diskripsi
Standar mutu buah nanas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01-3166-
1992.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 15/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Nanas digolongkan dalam dua jenis mutu, yaitu mutu I dan II.
a) Kesamaan sifat varientas: mutu I=seragam; mutu II=seragam; cara uji
organoleptik.
b) Tingkat ketuaan: mutu I=tua, tidak terlalu matang dan tidak lunak; mutu II=tua,
tidak terlalu matang dan tidak lunak; cara uji organoleptik.
c) Kekerasan: mutu I=keras, mutu II=keras; cara uji organoleptik.
d) Ukuran: mutu I=seragam, diameter min. 9,5 cm; mutu II=kurang seragam; cara uji
SP-SMP-309-1981.
e) Gagang: mutu I=teropong rapi; mutu II=teropong rapi; cara uji organoleptik.
f) Mahkota: mutu I=satu, utuh rapi, ukuran normal; mutu II=tidak dipersyaratkan;
cara uji organoleptik.
g) Kerusakan (%): mutu I=maksimum 5; mutu II=maksimum 10; cara uji SP-SMP-
310-1981.
h) Busuk (%): mutu I=maksimum 1; mutu II=maksimum 2; cara uji SP-SMP-311-
1981.
i) Kadar total padatan terlarut (%): mutu I=minimum 12; mutu II=minimum 12; cara
uji SP-SMP-321-1981
j) Kotoran: mutu I=bebas kotoran; mutu II=bebas kotoran; cara uji organoleptik.
11.4.Pengambilan Contoh
1) Produk dalam ikatan/kemasan
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini. Dari
setiap kemasan/ikatan diambil contohnya sebanyak 5 buah nanas, dari bagian
atas, tengah dan bawah. Contoh-contoh tersebut diacak bertingkat (stratified
random sampling) sampai diperoleh minimum 5 buah untuk dianalisis.
1. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah sampai dengan 100 : jumlah
contoh 5
2. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 101 sampai 300 : jumlah contoh 7
3. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 301 sampai 500 : jumlah contoh 9
4. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 501 sampai 20 : jumlah contoh 10
5. Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah Lebih dari 1000 : jumlah contoh 15
(min)
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah contoh akhir
sebanyak 100 buah. Pengujian dapat dilakukan di lapangan.
2) Produk dalam curah (in bulk)
Sekurang-kurangnya 5 contoh diambil secara acak sesuai dengan jumlah berat
total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang diambil dari bagian
atas, tengah dan bawahserta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak
bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 10 kg untuk
dianalisa. Dalam hal berat nanas yang diambil contohnya lebih dari 2 kg/buah,
setiap pengambilan contoh sekurang-kurangnya terdiri dari 5 buah nanas.
1. Jumlah berat lot s/d 200 kg berat : contoh minimal yang diambil 10 kg
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 16/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2. 201 s/d 500 kg berat : contoh minimal yang diambil 20 kg
3. 501 s/d 1000 kg berat : contoh minimal yang diambil 30 kg
4. 1001 s/d 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil 60 kg
5. Lebih dari 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil 100 kg
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah contoh akhir
sebanyak 100 buah. Pengujian dapat dilakukan dilapangan.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu
badan hukum.
11.5.Pengemasan
Nanas dikemas dalam keranjang bambu, peti kayu ataupun karton dengan atau
tanpa bahan penyakit dengan berat bersih maksimum 40 kg. Atau diikat dengan tali,
masing-masing ikatan terdiri dari maksimum 10 buah nanas.
Pemberian merek untuk nanas yang dikemas dalam kemasan pada bagian luar
kemasan diberi label yang bertuliskan:
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan/eksportir.
d) Berat bersih.
e) Jumlah nanas/kemasan.
f) Daerah asal.
g) Produksi Indonesia.
h) Tempat/negara tujuan.
12. DAFTAR PUSTAKA
1) AAK. 1998. Bertanam Pohon Buah-buahan. Kanisius. Yogyakarta
2) Ashari, Semeru. 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press
(UI-Press). Jakarta
3) Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas
Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kanisius. Yogyakarta
4) E.W.M., Verheij & R.E. Coronel. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara II;
Buah-buahan Yang Dapat Dimakan. PT. Gramedia Pustaka Utama dan Prosea
Indonesia & European Commission. Jakarta.
5) Natawidjaja, P. Suparman. 1983. Mengenal Buah-buahan yang Bergizi. Pustaka
Dian. Jakarta.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 17/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
6) Rukmana, Rahmat. 1996. Nanas Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.
Yogyakarta.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU